KESEMPATAN ITU BANYAK.. TAPI KAPAN KITA MANFAATKAN KESEMPATAN TERSEBUT??

Ops, teman2 maaf ya sebelumnya menuh2in note’y. Bila kurang berkenaan silahkan di remove, saya hanya sedikit berbagi cerita siapa tau bisa menjadi motivasi dan pengalaman.. check this out !!

Kuliah?? Siapa yang tak ingin kuliah!!.
Sangat banyak tentunya para remaja-remaja yang baru lulus SMA yang ingin melanjutkan study’nya ke bangku pendidikan yang lebih tinggi. Masalah biaya atau masalah kesempatan yang belum diraih menjadi tantangannya untuk belum melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Tentunya kita harus bersyukur [alhamdulillah..] kita bisa merasakan bangku kuliah tersebut. Sehingga terbenam didalam benak saya, sangat beruntungnya saya begitupun teman2 kuliah saya. So, apakah kita mau?? Menyia-nyiakannya??

Mungkin saya sedikit bercerita tentang keluarga dulu. Saya merupakan anak ke delapan dari delapan bersaudara. Dalam bahasa nge-trendnya anak bungsu. Saya dilahirkan di Padang Pariaman [dimana yaa] mungkin teman2 pasti bertanya-tanya. Padang Pariaman merupakan salah satu kabupaten di propinsi Sumatera Barat yang ibukotanya tentu pasti pada tau, iyaa kota Padang. Padang sebenarnya identik dengan kota bengkuang/bengkoang. Tapi entah kenapa orang lebih mengenalnya sebagi kota seribu restoran [mungkin karena banyaknya rumah makan bertebaran he..]. saya dilahirkan Rabu, 11 november 1987. Kata kakak saya sih jam setengah 11 malam [bukan malam kliwon looh..]. Saya dilahirkan oleh kedua orangtua yang tentunya sangat saya sayangi, meskipun belum pernah melihat langsung Bapak dan Ibu. Karena saya telah ditinggalkan oleh bapak yang meninggal karena sakit pada saat saya berumur 2 tahun, begitupun juga ibu yang meninggal akibat sakit pada saat saya berumur 5 tahun.

Sewaktu kecil saya hidup di lingkungan Pondok Pesantren Madrasatul ’Ulum milik almarhum KH. Aminudin Tuanku Saliah, kakek saya dari bapak. Tetapi pada usia 6 tahun saya pindah ke Kota Padang dan dibesarkan oleh bibi. Hidup dikeluarga yang berpendidikan membuat saya harus bisa banyak belajar dan terus belajar di bangku SD. Alhamdulillah, selama duduk di bangku sekolah dasar saya selalu mendapatkan peringkat pertama hingga lulus. Banyak hal kegiatan yang pernah diikuti mulai dari negatif hingga positif. Mulai jadi agen [calo] angkutan kota, pengamen, bahkan mengisi kegiatan kuliah subuh dengan berpidato di radio RRI kota Padang setiap hari minggu pagi. Eiits...selanjutnya SMP dan SMA nanti dibahas dalam judul yang berbeda. Oke.

Sekarang kita lanjut dulu ke bangku kuliah. Sebenarnya dari keluarga kandung tak seorangpun menjadi guru, bahkan bercita-cita menjadi gurupun saya tidak. Karena sebagian besar kakak kandung saya hanya bekerja berwiraswasta alias punya rumah makan padang. Merekalah yang selama ini membiayai kehidupan dan sekolah saya. [makasiih for all my brother n sist]. Truus, kenapa masuk UPI?? Yapz, sebenarnya tak ada keinginan untuk kuliah di UPI. Tadinya saya lebih memilih kuliah dengan mengambil jurusan Teknik Informasi, karena punya hobby komputer. Akan tetapi karena dulu SMAnya pas-pasan, saya tak berniat buat ikutan PMDK ataupun SPMB. Naahh, pas ditawarkan oleh kakak ipar ada kampus negeri di Serang [waktu itu kota serang belum ada..] akhirnya saya mencoba untuk mendaftarkan diri. Dan alhamdulillah diterima, meskipun tadinya khawatir tak lolos karena adanya surat pernyataan sumbangan dana pendidikan lembaga untuk UPI. Maklum, dengan keuangan pas-pasan akhirnya scooter alias vespa kebanggaan saya pun dijual murah seharga Rp. 1jt agar bisa menutupi biaya masuk kuliah [meskipun awalnya tak ikhlas dijual...hee].

Perkuliahan pun telah dimulai, saya akhirnya merasakan bagaimana menjadi mahasiswa alias 5D [datang, duduk, dengarkan, dan pulang] karena tak semua dosen bisa mengajar. Saya pun memulai karir di organisasi dengan masuk organisasi Primordial Himpunan Mahasiswa Serang (HAMAS). Mulai dari jadi anggota hingga berakhir menjadi ketua departemen advokasi di komisariat. Akhirnya sayapun didukung dan mencalonkan diri menjadi Calon Presiden dan Wapres BEM UPI Serang berduet dengan Alfi Hifziatul Himmah (PGSD 06). Padahal tadinya hanya iseng-iseng membangun konsep organisasi mahasiswa, bareng Eria, yayah dan septa (semua PGSD 06 kelas 1G). Ternyata banyak dukungan dan dorongan oleh teman2 yang memang menginginkan adanya perubahan dikampus terlebih dengan organisasi dan kebijakan tentang kemahasiswaan yang lebih pro mahasiswa.

Team pemenangan pun terbentuk, mulai dari pembicaraan di Wisma Raihan kamar paling ujung (kosan Yayah waktu itu) hingga pematangan konsep kabinet alias susunan calon kepengurusan di rumah Yeyesrumah mahasiswa paling dekat hee). Team terdiri dari Peri Iskandar dan Asep cs (Suwita, Rial and anymore). Kampanyepun dimulai, berbekal stiker bertuliskan ”Jangan Malu Dengan Almamatermu, Tapi Banggalah Dengan Almamatermu”. Karena waktu itu banyak mahasiswa yang malu dengan kampusnya, karena banyak masyarakat bahkan sopir angkot sekalipun tak mengenal kampus UPI. (salah satu

Akhirnya saya pun terpilih dengan selisih suaranya hanya 20 suara dari urutan kedua. Genderang perubahan dimulai, berawal dari pembenahan komposisi pengurus hingga membangun atau merenovasi rumah mahasiswa/ sekret BEM menjadi lebih terbuka dan menghadap ke jalanan mahasiswa. Membangun kantin BEM serta ruangan untuk perpustakaan. Bahkan pengaturan keuangan mahasiswa yang lebih transparan dan akuntabel (menterinya Siti Nursyamsiah alias Nong). Pelayanan terhadap mahasiswa juga difungsikan mulai dari pembuatan KTM, KHS, KRS mahasiswa yang hilang (waktu itu menterinya Asep). Hingga advokasi keuangan praktikum komputer alias UPI.net. dan akhirnya pengembalian uang kepada seluruh mahasiswa lama sebesar 150.000 untuk D2 dan 250.000 untuk S1 reguler. Bahkan sosialisasi UPI pun kita bawa keluar kampus diantaranya dalam kegiatan aksi-aksi sosial dan juga pertemuan BEM se-Banten dan juga menjadi presidium BEM se-Serang (waktu itu menterinya Peri Iskandar). Kegiatan-kegiatan pendidikan pun dijalankan mulai dari Seminar Pendidikan bahkan menjadi deklarator Komunitas Peduli Pendidikan Dasar se-Banten dan Jabar di Tasikmalaya tahun 2008 (waktu itu menterinya Eria) kita berangkat 2 bus sekitar 120 orang mahasiswa. Kegiatan olah raga dan senipun dijalani mulai dari sparing ke perguruan tinggi lainnya hingga ke SMA (menterinya Irfan Firdaus). Kegiatan jurnalistik mulai dari mading hingga kegiatan pelatihan juranlistik (menterinya Indri PGTK 06). Menjual aneka jajanan dan minuman (menteri Efreni PGTK 06) dan lainnya. Dan banyak kegiatan lainnya, semua diolah dan diprogram oleh sekretaris kabinet yaitu Yayah Khairul Bariyah (PGSD 06) yang sekaligus jadi ibu negara waktu itu hee...

Suatu kebanggaan adalah ketika menjadi presidium BEM se-Serang dan menjadi perwakilan dan koordinator MTQ Nasional di Banten yang mewakilkan 4 orang dari UPI. Mendampingi para gubernur-gubernur dan juga tamu lainnya seperti rombongan Presiden SBY dan juga Jusuf Kalla dengan mengatasnamakan UPI Serang tentunya adalah sebuah kebanggaan bagi saya. Dan tawaran kerjapun menghampiri saya agar bisa bergabung dan menjadi staff di Biro Protokol Propinsi Banten, tapi sayang pada waktu itu saya baru semester 4 dan masih ada 4 semester lagi untuk kuliah. Bulan juni tahun 2008 kepengurusan saya pun berakhir, akan tetapi saya terpilih menjadi ketua Dewan Perwakilan Mahsiswa (DPM). Saya pun berkesempatan lagi membangun ormawa UPI Serang, tetapi sekarang tak lagi dengan cakupan di Banten saja tapi skala Nasional. Saya bergabung dan mengenalkan UPI Serang di Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI), pada saat kongres nasional di IT Telkom sebenarnya ditunjuk menjadi Koordinator pusat tetapi saya menolaknya. Bahkan kegiatan ditingkat wilayahpun UPI serang kembali diusulkan menjadi ketua, lagi-lagi saya menolak. Karena kita merupakan kampus kecil tak sebanding dengan UI, ITB, dan Unpad [sebenarnya siih minder dan juga faktor finansial karena tak didukung lembaga hee..]. lagi-lagi kesempatan itu datang kembali.

Akhirnya saya pun kembali terpilih menjadi salah satu peserta Training Parlemen Pemuda tingkat Nasional di Bandung, mewakili Banten. Dan sekarang saya terpilih menjadi koordinator di Propinsi Banten. Tak hanya itu karir politik pun saya diminta bergabung oleh salah satu partai politik di banten. Saya pun diminta menjadi pengurus partai politik tersebut, dan alhamdulillah kesempatan datang lagi menghampiri. Saya ditunjuk dan diangkat menjadi sekretaris umum di bawah naungan DPC Partai Gerindra Kota Serang.

Bulan Desember 2010 tepatnya tanggal 16, saya serta 12 orang lainnya teman sengkatan akhirnya bernapas lega. Karena saya dan teman2 diantaranya Ani Yuliani, Yeyes, Fini, Wawan, Dian, Usep, Mathlubi, Suparsih dll diwisuda di UPI Bandung. Padahal sebenarnya bisa wisuda agustus berbarengan dengan teman yang lain. Tapi pasti pada tanda tanyakan?? Tanya saya langsung ja yaa..hee.

Tahun baru dan awal babak baru dengan status baru yaitu sarjana, dan bukan lagi mahasiswa. Tawaran kerjapun dimulai, dari jadi guru di SDN batok bali tempat PLP, hingga mengabdi di almamater sendiri sebagai assisten dosen. Semuanya tak saya ambil, karena dengan banyak pertimbanngan. Saya punya prinsip bahwa ”orang yang dikatakan sukses adalah mereka yang bisa sukses bekerja diluar bidangnya atau basicnya”. Sayapun memasukkan lamaran di beberapa tempat, sambil menunggu dibukanya penerimaan S2 di UPI. Mulai dari Primagama, Ganesha, Astra group, Nusantara Group bahkan Bank Mega. Tentunya banyak alasan kenapa tak jadi guru SD?? Prinsiplah yang menjadi landasan.

Ternyata semua lamaran masuk dan sayapun menjali proses seleksinya, tinggal mana tempat kerja yg cocok dan nyaman untuk bekerja. Tak hanya itu sayapun ikut mendaftarkan diri menjadi  pengajar muda di Indonesia Mengajar milik Anies Baswedan, P.HD salah seorang rektor termuda di Indonesia. Dari 4000 pelamar akhirnya saya masuk ke 200 besar dan tinggal menunggu hasil seleksi selanjutnya di 100 besar. Lulusan perguruan tinggi ternama seperti UI, ITB, Unpad, UGM merupakan sainga terberat agar saya bisa lulus dan mengabdi di pelosok-pelosok daerah di Indonesia baik pedalaman Papua, ambon, NTT maupun Sumatera. Dalam waktu bersamaan sayapun diterima dan juga lulus seleksi di Astra group, Nusantara group, Bank Mega dan juga di Jawa Pos Group.

Bingung dan panik karena banyak pilihan mana kerjaan yang harus diambil terus menghantui saya. Sayapun ingat bahwa keluarga mungkin menjadi harapan untuk bertanya dan meminta pendapat. Ternyata jawaban dari keluargapun belum memuaskan bagi saya karena hanya menjawab “cari yang terbaik”. Akhirnya Gedung Graha Pena Radar Banten yang menjawab semua keraguan  dan kebingungan itu. Sambil menunggu redaktur media cetak tersebut di lantai 5 gedung itu sambil memandangi pemandangan Kota serang, dalam hati sambil mengucapkan *Bismillah mudah2an jalan yang terbaik, akhirnya saya lebih memilih menjadi kuli tinta alias wartawan untuk sementara waktu sambil menunggu dibukanya penerimaan  S2 dan juga menunggu pengumuman kelulusan di Indonesia Mengajar. Semoga pilihan ini adalah yang terbaik untuk saat ini.
Semogaaa....!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar